Rasulullah dan Kain Pemberian

Suatu ketika, Rasulullah SAW berjalan menuju kesuatu tempat. Dilihatlah oleh seorang perempuan bahwa kain sarung yang Rasulullah SAW pakai sudah lusuh dan tua. Perempuan tersebut pun merasa sayang dan iba dengan keadaan pakaian Rasulullah SAW.

Sewaktu perempuan tersebut sudah sampai di rumahnya, lalu menjahit khusus sebuah kain sarung untuk diserahkan kepada Rasulullah SAW. Setelah semua siap, lalu perempuan itu menjumpai Rasulullah SAW dan menyerahkan kain sarung yang telah dijahit olehnya.

Ini sarung khusus saya buat untukmu wahai Rasul, terimalah ini. Kata perempuan itu. Lalu Rasulullah SAW menerimanya karena memang Rasul membutuhkannya.

Ketika mau pergi ke mesjid, Rasulullah menggantikan Sarungnya yang lama dan memakai sarung yang baru itu.

Melihat sarung yang digunakan Rasulullah SAW oleh seorang sahabat, memuji

sarung yang digunakan nabi itu. Bagus dan indah sekali sarungmu wahai Rasul, dari mana engkau mendapatkannya. Puji sahabatnya.

Mendengar ucapan sahabatnya, Rasulullah paham betul maksudnya itu dan meminta kepada sahabatnya itu untuk menunggu sejenak. Lalu nabi masuk ke dalam rumahnya, melepaskan kain yang baru dan menggunakan kembali kain sarung yang lama itu.

Lalu nabi keluar dan menyerahkannya sarung yang baru kepada sahabat itu. Sahabat yang lain yang tau kejadian ini kecewa kepada tingkah sahabat yang meminta itu, untuk apa kamu minta kepada nabi, padahal nabi membutuhkannya, engkau tau nabi tidak menolak apabila engkau memintanya, ? Tanya sahabat kepadanya. Iya betul, saya memintanya dan saya tau nabi tidak menolak, tapi saya tidak ingin memakainya. Jawabnya.

Sahabat yang lain kaget, kenapa engkau meminta jika tidak untuk memakainya? Ditanya oleh sahabat itu, lalu dijawab. Iya, saya meminta dan menyimpan untuk kain kafanku ketika aku mati kelak. Aku ingin mengambil berkah dari Rasulullah, lewat pakaian yang sudah dipakai oleh Rasulullah SAW.

Sungguh indah akhlaknya nabi, sungguh mulia perilakunya, sungguh dermawan meski tidak punya lebih untuk memberi.

Kisah ini adalah, hanya secuil kisah keagungan dari sejuta kisah yang ada pada baginda Rasulullah SAW. Hati siapa yang tidak akan jatuh cinta pada manusia agung dan mulia ini, melainkan buta pikiran dan mata hatinya.

Semoga yang membaca kisah ini, bisa menambah rasa mahabbah kita kepada junjungan Rasulullah SAW.
Jangan lupa, raih amal saleh, bagikan kisah ini kepada yang lain.


Dikutip dari ceramah Al-Habib Ahmad bin Salim bin Novel Jindan.

Comments

Popular posts from this blog

Rasulullah dan Pengemis Buta

Kesempurnaan Akhlak Rasulullah

Rasulullah Menjaga Perasaan Orang Lain